Mimpi Budi Riyanto, Penyandang Disabilitas di Temanggung Memiliki Rumah Jadi Kenyataan
Mimpi Budi Riyanto, penyandang disabilitas di Kandangan, Temanggung untuk memiliki rumah yang layak huni akan menjadi nyata, setelah warga bersama Banser membangun rumahnya tanpa merogoh kantong pribadinya sepeserpun. Dua puluh tahun lebih Budi Riyatno bermimpi memilik rumah yang layak huni sebagaimana rumah-rumah milik tetangganya. Mimpi itu sepertinya hanya akan menjadi angan-agan saja bagi Budi (panggilan akrabnya), sebab Budi terlahir tidak sempurna sebagaimana mestinya laki-laki normal pada umumnya. Budi terlahir sebagai penyandang disabilitas, sehingga untuk beraktivitas sehari-hari saja masih mengandalkan bantuan orang lain. Kedua kakinya tidak tumbuh normal sehingga tidak bisa berjalan layaknya laki-laki. Kondisi yang dialaminya itu sempat membuat dirinya merasa pupus mengarungi kerasnya kehidupan ini. Berbagai macam cobaan pernah dialaminya, bahkan dalam kondisi yang sangat terjepit, Budi terpaksa menjual kursi rodanya demi memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-harinya. Baca Juga Kebakaran di TNGM Wilayah Kabupaten Magelang Belum Padam “Kondisi saya seperti ini, tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan tidak ada penghasilan sama sekali. Terpaksa satu-satunya kursi roda yang saya miliki saya jual untuk membeli beras. Sejak saat itu kemana-mana saya harus digendong. Saya sangat butuh kursi roda,” ungkap Budi sedih. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan ekonomi semakin mendesak, Budi akhirnya berputar otak, agar hidupnya yang dalam kondisi kekurangan itu tidak menjadi beban orang lain. Tanpa mengenyam pendidikan formal Budi lantas membuka usaha sendiri menyediakan jasa pangkas rambut. Tidak hanya itu, Budi kemudian beranjak ke usaha lain yakni servis jam tangan, payung dan sol sepatu. Semua pekerjaan itu dijalaninya dengan tekun, hingga akhirnya meskipun pendapatan tidak menentu Budi bisa memenuhi kebutuhan ekonominya. “Semua ototdidak, belajarnya dengan melihat saja, kalau ada tukang servis paying, sol sepatu yang sedang bekerja saya lihat saja, dan alhamdulillah saya bisa melakukan dan menjalaninya,” ujarnya. Tidak disangka ditengah perjalanan hidupnya yang serba kekurangan, ada seorang wanita yang mau menerima kondisnya dengan segala kekurangannya. Perempuan itu adalah Kiriyah (43) warga Kaloran yang kini menjadi belahan hidupnya. Dari pernikahan ini, kemudian Budi memiliki buah hati seorang perempuan yakni Devi (22), dan saat ini Budi juga sudah memiliki seorang cucu bernama Herlln (4), buah pernikahan Devi dan Waluyo (28). Namun kebahagiaan hidupnya seperti belum sempurna, mimpinya untuk memiliki rumah yang layak huni masih belum tercapai, pasalnya pendapatan dirinya dari berbagai macam pekerjaan yang dilakoninya bersama keluarga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. “Saya sangat bersyukur dengan kondisi saya saat ini, istri saya berjualan jamu gendong keliling dan saya membuka jasa pangkas rambut dan servis jam, payung dan sol sepatu. Tapi dari semua pekerjaan yang saya lakukan bersama istri selama dua puluh tahun lebih ini belum bisa mewujudkan mimpi saya untuk memiliki rumah yang layak,” tuturnya. Baca Juga Rem Blong, Truk Bermuatan Bahan Semen Terguling di Jalan Purworejo-Magelang Kondisi Budi yang disabilitas dan serba kekurangan ini diketahui oleh NU-Care Laziznu Temanggung, mimpi Budi yang selama ini hanya mimpi akan berubah menjdai nyata, Budi akan memiliki rumah layak huni bantuan dari NU-Care Laziznu Temanggung dan warga masyarakat sekitar. “Alhamdulillah masih ada yang peduli dengan saya, Alhamdulillah rumah saya akan segera dibangun,” ucapnya bersyukur. Khusnaeni Fauzi Perwakilan NU-care Laziznu Kandangan Temanggung menuturkan, pembangunan rumah milik Budi Riyatno ini adalah program dari ‘dandan omah’ dari NU-care Laziznu Temanggung, program ini diperuntukan bagi warga yang tidak mampu. “Diutamakan bagi warga yang tidak mampu, selain warga tidak mampu pak Budi ini penyandang Disabilitas, jadi sangat butuh bantuan,” katanya. Ia mengatakan, sebelumnya pak Budi ini juga sudah menerima bantuan berupa alat pangkas rambut dan kelengkapannya, kemudian disurvey oleh NU-care Laziznu untuk membangunkan salon pangkas rambut. Namun melihat kondisi rumah milik pak Budi ini sangat tidak layak huni, maka NU-care Laziznu Temanggung memutuskan untuk sekalian membangun rumahnya. Ia menyebutkan, rencananya rumah yang akan dibangun ukuran 8x5 meter. Rumah akan dibangun permanen, sedangkan anggaran untuk membangun rumah sendiri sebesar Rp20 juta. Anggaran ini berasal dari koin NU yang terkumpul dari warga Nahdliyin. “Selain ‘dandan omah’ juga ada program lainnya seperti pelayanan kesehatan, pelatihan keterampilan dan beberapa program lainnya,” tuturnya. Ia berharap, bantuan ini bisa semakin meringankan beban pak Budi, selain itu juga semakin meningkatkan kesejahteraannya. “Anggaran memang dari NU-care Laziznu, tapi pengerjaanya dilakukan gotong royong warga Desa Gesing. Dan tidak semua warga Desa gesing adalah Muslim, tapi mereka bahu-membahu membantu pembangunan rumah pak Budi,” tandasnya. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: